Program 8 Juta Bibit Dari Kementerian, Abdul Muis: Kakao Jadi Kunci Kesejahteraan Petani Luwu

Screenshot

POROSCELEBES.COM, LUWU– Mendukung program penanaman 8 juta bibit kakao dari Kementerian Pertanian yang dicanangkan Bupati Luwu, petani kakao Abdul Muis mendorong pemerintah daerah memperkuat sinergi dengan petani ahli kakao dan perusahaan melalui skema distribusi bibit yang adil, merata, dan berbasis desa. Hal itu disampaikannya di Desa Buntu Karya, Dusun Rewang, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.

Abdul Muis yang dikenal sebagai dokter kakao desa menilai kakao merupakan komoditas strategis yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan. 

Ia membandingkan hasil pertanian sawah dan kakao, di mana lahan kakao seluas seperempat hektare dinilai mampu memberikan pendapatan lebih tinggi dengan masa panen dua mingguan setelah masa tanam sekitar sembilan bulan.

Muis menyatakan dukungan penuh terhadap program 8 juta bibit kakao. Namun ia berharap pemerintah daerah tidak hanya berfokus pada jumlah bibit, melainkan juga pada mekanisme distribusi yang melibatkan para ahli kakao dan pelaku pembibitan di tingkat desa.

Menurutnya, pemberdayaan ahli kakao desa dalam proses perkecambahan hingga penyaluran bibit penting untuk mencegah monopoli distribusi, sekaligus memastikan kualitas bibit yang diterima petani.

“Jika pembagian bibit melibatkan para ahli kakao desa, maka hasil program ini bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat,” ujar Muis, Selasa, 29/12/2025

Selain itu, ia juga mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Luwu untuk berkontribusi melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Ia menilai, pembagian bibit kakao melalui CSR akan memperkuat dan menyelaraskan program pemerintah daerah.

“Kalau program bupati didukung CSR perusahaan, dampaknya akan jauh lebih besar bagi petani kakao di Luwu,” tambahnya.

Sebelumnya, Bupati Luwu memaparkan program bantuan tersebut saat kegiatan penanaman perdana bibit kakao di Desa Tallang.

Dalam sambutannya, Bupati Luwu, Patahudding, menjelaskan bahwa pada tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Luwu menyalurkan bantuan bibit perkebunan dalam jumlah besar. Bantuan tersebut meliputi 127.000 bibit kakao, 13.000 bibit durian, serta bibit alpukat untuk mendukung peningkatan produksi dan ketersediaan komoditas pasar.

“Bantuan bibit ini kita berikan agar masyarakat memiliki komoditas bernilai ekonomi dengan pasar yang siap. Kakao menjadi salah satu prioritas nasional, dan Kabupaten Luwu menjadi daerah pertama di Sulawesi Selatan yang pada tahun 2026 akan menerima bantuan hingga 8 juta bibit kakao dari Kementerian Pertanian,” jelas Bupati.

Muis berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan petani dapat menjadikan Kabupaten Luwu sebagai salah satu sentra kakao unggulan, sekaligus mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Pos terkait