POROSCELEBES.COM, LUWU–Keresahan mencuat dari sejumlah tenaga honorer Puskesmas di Kabupaten Luwu, khususnya di wilayah Puskesmas Kecamatan Ponrang. Mereka mempertanyakan keadilan dan transparansi dalam proses seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bidang kesehatan yang dinilai membuka celah permainan data.
Kepada jurnalis Poroscelebes, salah satu honorer yang telah mengabdi selama tujuh tahun mengaku kecewa karena tidak dapat mengikuti seleksi hanya karena namanya tidak terdaftar dalam aplikasi SINONA, sistem pendataan honorer tenaga kesehatan. Padahal, menurutnya, semua persyaratan administrasi lain sudah dipenuhi.
“Formasi baru justru baru dibuka kemarin, sedangkan anggotanya ada di Puskesmas. Artinya, seharusnya kami bisa ikut,” ungkapnya, Sabtu 5/7/2025.
Ia juga menuding penerapan regulasi database SINONA tidak berjalan adil. “Ada peserta yang lolos seleksi, padahal tidak pernah terdaftar di SINONA. Tapi kami yang jelas-jelas sudah lama mengabdi, malah dinyatakan tidak memenuhi syarat,” tambahnya.
Proses verifikasi pun dinilai diskriminatif, karena dalam hasil pengumuman tercantum nama-nama yang diketahui tidak pernah terdaftar di aplikasi tersebut, namun tetap dinyatakan lolos.
“Yang kami takutkan, jangan sampai setelah berita ini naik, ada data yang tiba-tiba dimasukkan diam-diam ke SINONA oleh orang dalam. Itulah kenapa ini harus dikawal betul,” tegasnya.
Para tenaga honorer pun berharap proses seleksi dapat dibuka kembali dan aturan diterapkan secara konsisten untuk menjamin keadilan. Mereka menekankan pentingnya penghargaan terhadap masa pengabdian bertahun-tahun yang hingga kini belum juga berbuah kejelasan status.
“Kami mengharapkan peserta yang dinyatakan lulus untuk ditangguhkan dalam proses pemberkasan sambil menunggu peninjauan kembali hasil pengumuman, Pak,” tutupnya.
Sementara itu Kepala BKPSDM Luwu Muh. Rudi saat dikonfirmasi media melalui pesan WhatsApp belum memberikan tanggapan.(Uril)