Poroscelebes.com – Susan hanya bisa tergolek lemah di atas kasur dekat ruang tamu rumahnya. Sejumlah rekan-rekan sejawatnya datang menjenguk dan memastikan kondisi kesehatan perempuan yang berprofesi sebagai guru honorer di SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Tangan perempuan berusia 31 tahun itu memegang erat jemari Yayu Yuliani (26) sang adik. Kondisi Susan kian membaik setelah sebelumnya menjalani perawatan selama 23 hari di RSHS Bandung.
“Sekarang sudah bisa melihat walau masih seperti bayang-bayang, tapi tangan masih kaku begitu juga dengan kaki belum bisa bergerak,” kata Susan, didampingi adik dan Opi Sulistiwa sang paman, di kediamannya Kampung Pasir Talaga, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kamis (29/4/2021).
Kelumpuhan dan gangguan penglihatan yang dialami Susan setelah menjalani vaksinasi COVID-19 tahap dua untuk tenaga pendidik pada 31 Maret lalu. Setelah menjalani pengobatan selama 23 hari di RSHS, Susan kini harus berobat jalan satu minggu sekali.
“Harapannya ingin sembuh lagi seperti biasa, enggak mau jadi beban keluarga. Harus sehat lagi, kalaupun nanti ke depannya sehat tapi tidak normal harus bagaimana. Saya seorang guru, harus mendidik anak. Kalaupun saya bisa jalan, kalau tidak bisa masuk seperti biasa. Saya harus bagaimana? Perjalanan saya masih panjang, saya punya keinginan punya cita-cita,” ungkap Susan. dilansir dari detik.com
Masih dengan terbata-bata, Susan juga menceritakan gejala sudah dirasakan sejak vaksin pertama. Namun kondisi itu tidak separah dengan vaksin tahap dua.
“Yang pertama ditemenin sama Bu Empit, ada efek pusing sama kunang-kunang, istirahat hampir satu jam. Ketika vaksin kedua reaksinya pusing, mulai sesak sama lemas. Terus kayak gini, tangan kaku. Lelah saat di lokasi vaksin masih ada cahaya, masih kunang-kunang setelah ingat di rumah sakit pelabuhan sudah gelap. Sekarang sudah ada bayangan lagi, bisa membedakan warna,” ujarnya.
Opi Sulistiwa, paman Susan berharap keponakannya bisa sembuh dan beraktivitas kembali untuk mengajar sebagai guru seni tari dan budaya.
“Harapan keluarga tadinya ini menganggap musibah, tapi karena ada sebabnya sehabis divaksin, harapan kami harus sembuh dan ingin sembuh. Meskipun jujur saja kami sudah kesulitan soal biaya, kami berharap pemerintah maupun dinas terkait untuk bantuannya semaksimal mungkin,” ucap Opi.
Opi yang juga kepala dusun setempat itu menyebut, keponakannya menerima vaksin jenis CoronaVac. “Vaksinnya CoronaVac, bareng dengan guru-guru lain di SMAN 1 Cisolok dan perangkat desa se kecamatan,” ungkap Opi.
Selama ini Susan menggunakan BPJS mandiri untuk pengobatan. Namun, tidak ditanggung secara penuh karena ada beberapa biaya yang terpaksa dikeluarkan pribadi.
“Perlu diketahui Ibu Susan ini hanya guru honorer, pengobatan menggunakan BPJS mandiri setoran pribadi. Rencana harus pengobatan ke Cicendo, pasti biayanya besar, kami mohon dibantu dan diperhatikan,” ujar Opi.