POROSCELEBES.COM, LUWU – Beberapa hari lalu terjadi insiden mengejutkan yang terjadi saat ditemukan belatung hidup dalam lauk nasi kuning yang dipesan di Dapur Belopa membuat orang tua dan warga jadi resah. Kekhawatiran warga tersebut mendesak Dinas Kesehatan agar segera turun ke warung yang ada di luwu untuk inspeksi terkait kebersihan makanan.
Agar kiranya memeriksa kebersihan dapur bahan baku makanan. Selain itu Dinkes juga harus memeriksa izin lainnya seperti sertifikat halal maupun izin dari BPOM
Salah satu orang tua murid karateka menyampaikan, walaupun tidak ada keluhan penyakit dari para murid karate saat menyantap nasi kuning tersebut namun dinas terkait harus turun memeriksa.
Jangan sampai hal ini berulang jika tidak diperiksa Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Andi Husnawati Baso menyampaikan jika terkait kejadian tersebut pihak Dinkes Luwu akan turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terkait kebersihan dan kesehatan tempat atau dapur dan bahan baku bagi setiap warung atau rumah makan dan cafe di Belopa.
“Kami akan turun langsung, untuk inspeksi di rumah makan atau warung dan cafe-cafe yang ada di Belopa, mungkin besok” ucap Andi Husnawati saat dikonfirmasi media, Kamis, 24/7/2025.
Andi Husna juga menyampaikan jika Dinkes hanya sebatas pengawasan. “Terkait sertifikat jaminan halalnya itu melalui MUI dan izin BPOM itu ditangani oleh balai BPOM sendiri” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan puluhan murid karateka tak jadi menyantap sarapan pagi berupa nasi kuning di aula kementrian agama di Belopa, Kabupaten Luwu, Minggu, 20 Juli 2025 pagi.
Makanan yang dipesan panitia untuk sarapan, berupa nasi kuning, ditemukan dalam kondisi tidak layak konsumsi karena dipenuhi belatung yang masih hidup.
Dari keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, jika Nasi kuning tersebut dipesan panitia di Warung Dapur Belopa, salah satu warung makan yang cukup dikenal di daerah belopa. Namun, kekecewaan mendalam dirasakan para orang tua murid saat membuka bungkusan nasi kuning yang berisi ayam goreng kecap yang ternyata dipenuhi ulat atau belatung.
“Saya kaget sekali waktu buka ayamnya, belatungnya hidup dan bergerak. Langsung saya suruh anak saya berhenti makan,” kata salah satu orang tua murid yang ikut mendampingi kegiatan tersebut.
Panitia pun mengaku sangat terkejut dan panik mengetahui nasi kuning yang mereka pesan ternyata tidak layak konsumsi.
Diketahui, jumlah nasi kuning yang dipesan sebanyak 42 bungkus. Diduga, ayam yang digunakan dalam menu tersebut sudah dalam kondisi busuk namun tetap dimasak dan disajikan.Beberapa murid diketahui sempat menyantap beberapa suap nasi sebelum belatung terlihat.
Namun belum ada laporan terkait keluhan kesehatan akibat mengonsumsi makanan tersebut. Demi keamanan dan mencegah risiko lebih lanjut, seluruh nasi kuning akhirnya dibuang oleh panitia.
Saat dikonfirmasi oleh media, pemilik Warung Dapur Belopa membantah bahwa nasi kuning tersebut dimasak langsung olehnya. Ia mengaku hanya memesan di tempat lain lagi lantaran stok di warungnya saat itu telah habis.
“Bukan saya yang buat itu, saya juga pesan ke orang, stok saya sudah habis. Ada bukti chat-nya kalau saya pesan ke orang lain,” ujar Owner Dapur Belopa melalui pesan WhatsApp.
Meski begitu, pemilik warung mengganti pesanan nasi kuning dengan bubur secara gratis.“Saya tidak kasih bayar, saya tanggung semua. Saya ganti dengan bubur dan saya juga gratiskan,” lanjutnya.
Peristiwa ini menuai perhatian masyarakat dan menjadi pembelajaran penting bagi pelaku usaha kuliner agar lebih ketat menjaga kualitas makanan, apalagi jika dipesan dalam jumlah besar dan dikonsumsi oleh anak-anak. (*)