Luwu, Poroscelebes.com – Novitasari (32) Ibu hamil yang ditandu akibat jalan belum memadai, dari Dusun Pambulungan, Desa Buntu Awo, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada Selasa (11/6/2024) setelah menjalani perawatan medis 2 malam di klinik bersalin Salulino, kini hatinya lega melihat dan menggendong sang buah hatinya.
Meski legahnya sudah terobati setelah melihat anaknya, Novitasari kembali harus berpikir penuh untuk kembali ke kampung setelah melahirkan, pasalnya jalan yang harus dilalui sama seperti semula karena kondisinya belum sepenuhnya pulih.
“Setelah melahirkan kami kembali pulang karena hasil medis juga sudah membolehkan untuk pulang, sehingga kami harus pulang dan bertemu keluarga sambil merawat bayi,” kata Novitasari saat dikonfirmasi, Minggu (16/6/2024).
Novitasari mengatakan saat pulang dirinya bersama keluarga awalnya naik kendaraan roda empat, namun setelah melewati Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara dia kembali ditandu melewati jalan berkerikil dan jembatan gantung, melewati hutan sagu dan jalan becek berlumpur.
“Warga sudah menunggu untuk menandu saya bersama bayi, diawali melewati jalan kerikil dan melewati jembatan, saya sempat tegang karena selain oleng di atas jembatan saya harus memastikan jika bayi saya dalam genggaman yang erat,” ucap Novitasari.
Setelah melewati jembatan dan hutan sagu, kini perjalanan dilanjutkan melewati jalan tanah, becek dan mendaki.
“Jalan memang lebar tetapi kondisinya becek, dan mendaki, kendaraan roda empat tidak bisa melintas, banyak warga bahu membahu gotong royong membantu dan memastikan untuk sampai di rumah,” ujar Novitasari.
Setelah beberapa jam perjalanan, Novitasari bersama suami dan anaknya tiba di rumah, dan mulai merawat sang buah hatinya. Kisah dramatis ini adalah kali kedua yang dialami Novitasari.
“Waktu hendak melahirkan anak pertama beberapa tahun lalu hal yang sama saya alami, kini maelahirkan anak kedua kembali merasakan hal sama, ini karena akses jalan kami yang tidak memadai,” tutur Novitasari.
Novitasari mengatakan bahwa orang sakit terutama ibu hamil jika sudah waktunya dan bidan merekomendasikan untuk dirawat di Puskesmas atau klinik maka harus berangkat dan mesti harus ditandu.
“Karena tidak bisa melahirkan di sini harus dengan medis, jadi harus ditandu, dalam perjalanan itu kami merasakan sakit, yah namanya juga kontraksi mau melahirkan pasti sakit, ditambah lagi jalan yang tidak memadai,” imbuh Novitasari.
Kini Novitasari bersama suami, dan 2 anaknya dalam kondisi sehat di rumahnya, berharap kejadian yang dialami tidak terulang lagi buat warga lainnya.
“Alhamdulillah kami semua sehat, semoga kedepan jalan kami diperhatikan dan lebih baik lagi, supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” terang Novitasari.