Proyek Rp 1 M Dilakukan Penunjukan Langsung, Namun Rehab Gedung SMPN 2 Larsel Tidak Rampung

POROSCELEBES.COM, Luwu | Proyek rehab bangunan SMPN 2 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan belum rampung dan diduga dikerja asal-asalan.

Akibatnya proyek Rp. 1 Miliar yang diberikan kepada pelaksana kegiatan dengan sistem penunjukan langsung tersebut kini mangkrak dan belum rampung hingga melewati masa pekerjaan ditahun 2024.

Bacaan Lainnya

Dari pantauan media di lapangan rehab gedung SMPN 2 Larsel ini belum dilakukan plasteran gedung kemudian atapnya juga belum terpasang sehingga pekerjaannya diperkirakan masih memakan waktu beberapa bulan.

PPK Proyek rehab SMPN 2 Larompong Selatan Wawan saat ditemui awak media, Kamis, 23 Januari 2025 di ruang kerjanya menjelaskan jika awalnya pemenang tender proyek tersebut mengundurkan diri sehingga kemudian proyek tersebut dilakukan penunjukan langsung.

“Belum dikeluarkan SPK namun sudah mengajukan pengunduran diri, gagal kontrak. Pelaksananya tidak langsung ditunjuk tapi ada proses yang dilalui terlebih dahulu”. ucap Wawan.

Walau memang belum selesai pada waktunya kata Wawan proyek tersebut tetap harus diselesaikan oleh pihak rekanan.

“Proyek tersebut tidak diademdum tapi kena denda” kata Wawan.

Wawan menjelaskan jika alasan tidak ditender ulang karena waktu sudah tidak memungkinkan sehingga melakukan persuratan ke Inspektorat untuk meminta tanggapan atau persetujuan untuk dilakukan penunjukan langsung.

“Setelah ada tanggapan atau persetujuan dari inspektorat untuk dilakukan penunjukan langsung saya buatlah dokumennya kemudian saya dorong kegiatan tersebut ke ULP. ULP yang PL kan ini kegiatan bukan saya” ucapnya.

“Kalau pelaksananya yang ditunjuk itu adalah CV Persada Gemilang” sambungnya.

Salah satu orang tua siswa SMPN Kelurahan Bonepute yang enggan disebut namanya, menyebutkan jika proses pembangunan gedung ini terlihat lambat.

“Lambat sekali kerjanya ini, itu saja gedungnya belum dipasangi atap, belum juga diplester sehingga bambu-bambu untuk alat bantunya belum dicabut” kata warga, Selasa, 21 Januari 2025.

Orang tua siswa juga berharap kontraktor pelaksana bisa segera menyelesaikan pekerjaan bangunan tersebut pasalnya material bangunan banyak berserakan dan bisa membahayakan para siswa.

“Bahaya, apalagi tidak libur sekolah jadi pastinya banyak siswa yang berkeliaran saat jam istirahat, jangan sampai ada material jatuh kemudian menimpa siswa atau material besi dan paku yang berserakan itu bisa melukai siswa” ungkapnya.

Orang tua siswa juga meminta
Aparat Penegak Hukum (APH) Kejaksaan dan Kepolisian segera melakukan penyelidikan terkait proyek tersebut.

“Perlu diselidiki kenapa bisa lambat begini, sudah menyeberang 1 bulan, jika dilihat dari progres pekerjaannya, tidak memungkinkan bisa selesai bulan Januari ini” ucapnya. (*)

Pos terkait