Luwu, Poroscelebes.com – Tim Satgas Percepatan Investasi Luwu kembali rapat bersama PT Masmindo Dwi Area dengan mitra kerjanya PT Petrosea di aula Bapeda Luwu, Senin, 15 Juli 2024. Pertemuan itu membahas jembatan penghubung antara Desa Kadundung – Tobarru di Kecamatan Latimojong belum selesai.
Kepala Bapeda Moch Arsal, yang memimpin rapat itu mengatakan, kendala jembatan tersebut tidak selesai lantaran sejumlah warga yang tidak ingin lahannya dilalui pembangunan tersebut. Padahal jembatan ini penting, terlebih untuk kepentingan umum. Apalagi jembatan yang sebelumnya hanyut pasca bencana beberapa waktu lalu.
Wakil Tim Satgas Percepatan Investasi Luwu Awwabin mengatakan, lahan yang bermasalah itu berada di bantaran sungai atau sisi kiri kanan sungai. Menurutnya lahan itu masih tergolong milik negara, namun karena ada yang mengelola, maka rekanan akan memberikan kompensasi.
“Kita akan kembali melakukan mediasi. Harusnya hari ini sudah ada titik temu namun pengelola tidak hadir (rapat), jika sudah tidak opsi lagi, maka kita serahkan ke pengadilan,” jelasnya.
Awwabin menegaskan bahwa hal tersebut perlu dilakukan. Selain jembatan ini untuk kepentingan umum, juga akan menjadi aset Pemda.
“Kalau memang pemerintah kecamatan, desa maupun pihak rekanan sendiri angkat tangan, maka kita ambil sikap untuk menuntaskan lokasi tersebut untuk kepentingan umum, maka kita koordinasi dengan pihak pengadilan untuk menentukan,” tegasnya.
Sementara itu Haji Marham pihak pelaksana dari PT Pijar mengungkapkan, batas pembangunan jembatan itu di bulan Juli 2024. Lantaran 2 pemilik lahan tidak ingin lahannya dibangun jembatan ini, sehingga proses pembangunannya molor.
“Kami tentunya berharap jembatan ini bisa selesai tepat waktu, namun karena persoalan lahan maka terkendala. Kami juga sudah melakukan upaya seperti memediasi pemilik lahan beberapa kali, tapi tidak ada titik temu,” ungkapnya.
Kepala Desa Kadundung Parambung menuturkan, pihaknya, Pemerintah Desa telah menemui pemilik lahan tersebut beberapa kali, namun dalam pertemuannya itu kata dia memang belum ada keputusan. Persoalannya harga lahan dan tanam tumbuh yang tidak sepakat.
“Kami berharap jika bisa Pihak Masmindo yang turun juga menemui pihak warga pemilik lahan. Yang ditunggu warga saya hadir adalah pihak Masmindo,” kata dia.
Kepala Desa Tobbaru Hardianto mengungkapkan, jika warganya yang enggan memberikan lahannya untuk pembangunan jembatan itu sudah ada titik temu. Ia menjelaskan, sudah ada pihak Masmindo datang kepada pemilik lahan melakukan mediasi.
“Menurutnya (pemilik lahan) sudah tidak masalah bagi dia. Sudah ada opsi-opsi yang ditawarkan Masmindo kepada dia,” ungkapnya.
Pada saat yang sama, Kepala Teknik Tambang Masmindo, Mustafa Ibrahim mengharapkan agar jembatan ini bisa diselesaikan. Terlebih kata dia, jembatan ini merupakan jembatan untuk kepentingan umum meski awal jembatan sementara.
“Saya kira pertemuan kita hari ini bagaimana caranya supaya jembatan penyeberangan ini bisa mendapatkan titik temu agar pembangunan lanjut terus,” jelasnya. “Hal-hal tentang komunikasi tadi memang perlu dibangun dan itu sudah kami lakukan”.
Sekretaris Dinas PUTR Luwu Usdin mengharapkan pembangunan jembatan ini untuk segera diselesaikan, sebab jembatan baily merupakan jembatan sementara. terlebih sangat rawan apalagi posisi jembatan yang rendah.
“Satu-satunya yang bisa kita harapkan untuk menghubungkan wilayah Latimojong hanya jembatan ini. Kami juga sudah tidak menganggarkan pembangunan jembatan Kadundung yang hanyut pasca bencana,” pungkasnya. (*)